Kantong Kebudayaan Yogyakarta Kian Bertambah
Hal ini menjadi
salah satu perwujudan Yogyakarta sebagai daerah istimewa
Bisnis
Angkutan Becak ternyata masih menjanjikan di Kota Yogyakarta. Murah, nyaman dan
santai menjadi satu alasan kenapa angkutan ini masih jadi satu pilihan
berwisata. (Syukron/Fotokita.net)
Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta kian memantapkan image-nya sebagai kota seni
dan budaya. Setelah ditetapkan menjadi daerah istimewa pada Rabu (10/10) lalu,
beberapa warga masyarakat berkomitmen untuk menjadikan Provinsi DIY sebagai
kota yang kaya budaya.
Para akademisi di
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) membuka salah satu gedungnya yakni
Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) sebagai ruang publik
untuk berkesenian. Di sanalah semua warga DIY bisa menggunakannya untuk
kepentingan kebudayaan seperti pameran budaya, seni pertunjukan, seni rupa, dan
kegiatan seni lainnya.
Sementara itu,
untuk memantapkan konsistensinya mendukung pelestarian budaya di DIY, pada
tanggal 21-29 Oktober 2012 mendatang, UGM akan mengadakan Pekan Seni dan Budaya
di Gedung PKKH tersebut. Ketua Panitia Pekan Seni dan Budaya, Faruk H.T
mengatakan, acara budaya ini berguna untuk terus mengakomodasi kegiatan
berkesenian para seniman di Yogyakarta.
“Bahkan, bagi para
seniman ini biaya untuk menggunakan gedung tersebut bisa bersifat gratis, asal
kepentingannya memang benar-benar untuk memajukan kebudayaan,” paparnya, Rabu
(17/10), di Yogyakarta.
Sekretaris Panitia
Aprinus Salam menambahkan, Pekan Seni Budaya bertajuk "UGM
untuk Jogja " akan menampilkan serangkaian acara seperti
geguritan dan macapat, drama musikal, keroncong kreatif, gamelan kontemporer,
wayang populer, acapela Mataraman, serta monolog.
Seniman ternama,
Sawung Jabo mengatakan, DIY perlu meningkatkan ruang publik bagi seniman untuk
bisa terus berkreativitas. Ruang publik ini sangat penting agar seluruh warga
Yogyakarta bisa ikut berpartisipasi untuk mengembangkan kebudayaan.
“Hingga sekarang ruang publik bagi
seniman masih minim. Untungnya mereka bisa berkreasi lewat sanggar-sanggar di
kampung-kampung. Kendati demikian, ruang publik tersebut perlu ditingkatkan,
lebih lagi DIY makin memantapkan menjadi daerah istimewa,” paparnya.
(Olivia Lewi Pramesti)
Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/kantong-kebudayaan-yogyakarta-kian-bertambah
(Olivia Lewi Pramesti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar