JellyPages.com

Sabtu, 27 April 2013

Artikel 4 Ilmu Budaya Dasar


Noken Jadi Warisan Budaya oleh UNESCO, Orang Papua Bangga





Manokwari - Dengan diakuinya Noken sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, menambah daftar kebudayaan Indonesia yang dipandang dunia. Orang Papua pun bangga dengan tas tradisional aslinya ini yang sering digunakan sehari-hari.

Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi mengatakan sangat senang karena budaya Papua diakui secara internasional oleh UNESCO. "Saya sangat bangga sebagai orang Papua," katanya.

Menuturnya Noken sudah sangat lekat dengan masyarakat Papua. Tas tradisional ini selalu dibawa masyarakat dalam kesehariannya. "Berbagai barang bisa dibawa dalam tas ini, kalau sekarang pelajar menggunakan Noken sebagai tas untuk membawa buku," ujar Abraham.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh pun menyerahkan sertifikat UNESCO terkait Noken itu kepada Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi di Hotel ASTON Manokwari, Papua Barat, pada Minggu (7/4/2014)

"Ini menujukkan produk nenek moyang kita diapresiasi oleh dunia," kata M Nuh usai pemberian setifikat tersebut.

Noken terbuat dari kulit kayu atau serat pohon yang dibentuk dengan sistem anyam atau rajut. Bentuk rajutan Noken biasanya berbentuk jaring dan digunakan oleh masyarakat untuk membawa barang dengan mengaitkan tali ikatan Noken tersebut di kepala mereka, sedangkan barang bawaannya diletakan di bagian belakang.

M Nuh mengatakan, pemerintah akan melakukan konservasi Noken yang ada di Papua. Caranya adalah dengan mengajarkan seni pembuatan Noken kepada pelajar yang ada di Papua.

"Setelah adanya pengakuan ini tentunya perlu konservasi dan juga promosi sehingga bisa tetap lestari," katanya.

M Nuh mengatakan, masih banyak hasil kebudayaan Indonesia yang sedang didaftarkan di UNESCO agar bisa diakui sebagai warisan budaya dunia.

Saat ditanya apakah langkah pendaftaran ini dilakukan agar produk budaya lokal tidak diakui negara lain, M Nuh mengatakan hal ini penting karena Indonesia merupakan ahli waris kebudayaan itu.

"Kita sebagai ahli waris tentunya bertanggung jawab dengan Noken. Perkembangan dunia saat ini memungkinkan suatu budaya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kalau tidak didaftarkan bisa saja milik kita diakui negara lain," katanya.

Artikel 3 Ilmu Budaya Dasar


Kantong Kebudayaan Yogyakarta Kian Bertambah
Hal ini menjadi salah satu perwujudan Yogyakarta sebagai daerah istimewa


Bisnis Angkutan Becak ternyata masih menjanjikan di Kota Yogyakarta. Murah, nyaman dan santai menjadi satu alasan kenapa angkutan ini masih jadi satu pilihan berwisata. (Syukron/Fotokita.net)
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kian memantapkan image-nya sebagai kota seni dan budaya. Setelah ditetapkan menjadi daerah istimewa pada Rabu (10/10) lalu, beberapa warga masyarakat berkomitmen untuk menjadikan Provinsi DIY sebagai kota yang kaya budaya.
Para akademisi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) membuka salah satu gedungnya yakni Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) sebagai ruang publik untuk berkesenian. Di sanalah semua warga DIY bisa menggunakannya untuk kepentingan kebudayaan seperti pameran budaya, seni pertunjukan, seni rupa, dan kegiatan seni lainnya.
Sementara itu, untuk memantapkan konsistensinya mendukung pelestarian budaya di DIY, pada tanggal 21-29 Oktober 2012 mendatang, UGM akan mengadakan Pekan Seni dan Budaya di Gedung PKKH tersebut. Ketua Panitia Pekan Seni dan Budaya, Faruk H.T mengatakan, acara budaya ini berguna untuk terus mengakomodasi kegiatan berkesenian para seniman di Yogyakarta.
“Bahkan, bagi para seniman ini biaya untuk menggunakan gedung tersebut bisa bersifat gratis, asal kepentingannya memang benar-benar untuk memajukan kebudayaan,” paparnya, Rabu (17/10), di Yogyakarta.  
Sekretaris Panitia Aprinus Salam menambahkan, Pekan Seni Budaya bertajuk "UGM untuk Jogja " akan menampilkan serangkaian acara seperti geguritan dan macapat, drama musikal, keroncong kreatif, gamelan kontemporer, wayang populer, acapela Mataraman, serta monolog.
Seniman ternama, Sawung Jabo mengatakan, DIY perlu meningkatkan ruang publik bagi seniman untuk bisa terus berkreativitas. Ruang publik ini sangat penting agar seluruh warga Yogyakarta bisa ikut berpartisipasi untuk mengembangkan kebudayaan.
“Hingga sekarang ruang publik bagi seniman masih minim. Untungnya mereka bisa berkreasi lewat sanggar-sanggar di kampung-kampung. Kendati demikian, ruang publik tersebut perlu ditingkatkan, lebih lagi DIY makin memantapkan menjadi daerah istimewa,” paparnya.
(Olivia Lewi Pramesti)


Artikel 2 Ilmu Budaya Dasar


Kebudayaan Jawa yang Semakin Terkikis Zaman



Penduduk Jawa dikenal sebagai suku bangsa yang memiliki tradisi yang luar biasa. Banyak budaya-budaya yang sarat akan nilai-nilai kehidupan diajarkan secara turun menurun. Kebudayaan Jawa kita peroleh dari akulturasi budaya sejak berabad-abad silam. Percampuran budaya ini menghasilkan suatu tradisi turun menurun yang penuh nilai moral dan memiliki nilai luhur. Kebanyakan mempercayai tradisi itu sebagai nilai magis yang tidak boleh ditinggalkan. Namun ada pula yang menganggapnya sebuahartefak kuno yang sepantasnya dimuseumkan.

Kita kini hidup di era globalisasi. Informasi dan teknologi dengan mudahnya menjelajah masuk ke tanah sarat budaya ini. Diantaranya memberikan kita kemajuan dan modernisasi, namun banyak diantaranya juga memberikan dampak yang negatif bagi kita. Dengan mudahnya kita melupakan tradisi dan lebih merasa bangga dengan meniru budaya asing.

Kepercayaan yang masih masih turun temurun sampai saat ini adalah Kejawen. Kepercayaan ini meskipun sudah banyak ditinggalkan, namun nyatanya masih memiliki keterkaitan dengan kebudayaan masyarakat yang melekat sampai saat ini. Olah karena itu kepercayaan Kejawen ini bisa dikatakan menjadi tradisi yang mulai berakulturasi dengan nilai-nilai di masyarakat. Meskipun masyarakat tidak menganut kepercayaan Kejawen ini, nyatanya mereka masih menjalankan tradisi-tradisi yang diajarkan Kejawen seperti nyadran, mitoni, tedhak siti, dll

Kejawen atau disebut kejawaan dalam bahasa Indonesia adalah sebutan deskriptif bagi elemen kebudayaan Jawa yang dianggap Jawa secara hakiki dan hal itu dapat dikategorikan suatu hal yang unik (Mulder, 2001: 8). Kejawen merupakan sebuah sistem pemikiran yang meliputi kosmologi, mitologi, seperangkat konsep yang mistis, dan hal-hal yang serupa itu. Tradisi turun menurun ini secara tidak sadar telah mendasari pemikiran-pemikiran masyarakat, baik etika, adat istiadat, gaya hidup, dan perilaku sehari-hari. Dan akhirnya pemikiran-pemikiran ini memberikan pemaknaan dan sekumpulan pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan kehidupan sehingga dapat berjalan bagaimana seharusnya. Pada awalnya kepercayaan kejawen ini tidak diberi penamaan yang pasti. Namun karena ajaran ini banyak berkembang di Jawa, maka tidak mengherankan jika kita banyak menyebut ajaran ini Kejawen.

Sejak berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi di Indonesia mengakibatkan begitu cepatnya arus kebudayaan yang masuk ke Indonesia. Banyak juga kebudayaan asing yang mulai berdatangan di tanah Jawa. Baik lewat tayangan televisi, internet dan lain-lain. Ada yang baik karena mengajarakan modernisasi yang lebih rasional dan masuk akal. Namun ada pula yang mengajarkan sesuatu yang kita anggap tabu di masa lalu namun kita semakin menikmatinya sebagai gaya hidup modern. Kita seolah terbuai dengan kebebasan yang ditawarkan kebudayaan luar. Mungkin masyarakat tidak mau dikekang lagi oleh budaya yang selalu menonjolkan aspek nilai-nilai yang luhur. Harus diakui, semakin dikekang seseorang, maka semakin keras usaha seseorang untuk keluar dari kekangan itu. Mugkin inilah yang sedang dilakukan generasi muda saat ini.

Pergeseran nilai-nilai budaya sudah dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa yang halus dan punya nilai filisofis tinggi misalnya, kini mulai ditinggalkan masyarakat. Kebanyakan orang tua lebih senang memasukkan anak mereka ke dalam lembaga pendidikan bahasa Inggris daripada bahasa Jawa. Bahasa Jawa dianggap kuno. Sedangkan Bahasa Inggris lebih fleksibel dan dapat digunakan dimana saja. Bayangkan jika tak ada lagi yang mau belajar bahasa Jawa, tinggal menunggu waktu saja  kita akan melupakan bahasa Jawa. Untuk itu seharusnya kita melestarikan bahasa Jawa agar tidak hilang ditelan zaman.

Pada masa kini memang tradisi yang diajarkan oleh Kejawen ini masih banyak dilestarikan. Masyarakat masih melakukan wetonan, nyadran, bersih desa, dan masih banyak lagi. Namun sayangnya mereka telah kehilangan makna filosofis yang dulu diajarkan. Sebagian besar masyarakat memang masih melakukan wetonan dannyadran, namun mereka telah menganggapnya sebagai kebiasaan semata. Ketika diminta menjelaskan asal usul tradisi itu, beliau hanya mengatakan bahwa wetonan adalah bentuk rasa syukur telah diberi panjang umur. Ketika nyadran pun ia menganggapnya sebagai sarana memohonkan ampun orang yang telah mati.

Dibalik ceritanya yang panjang, tradisi Jawa ini memiliki fungsi sebagai arahan untuk mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik dilakukan. Sebagai sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat kala itu, norma dibentuk untuk membatasi tingkah laku manusia agar berperilaku positif dan menjauhi segala hal yang bisa merugikan masing-masing individu. Mungkin karena saat ini sudah tidak bisa kita lihat batasan antara kepercayaan dan tradisi, manusia mulai meninggalkan tradisi yang dianggap kuno dan sekedar mematuhi norma-norma dari lingkungannya saja tanpa memahami filosofinya.

Jika terus seperti ini bukan tidak mungkin kita akan kehilangan kebudayaan dan tradisi Jawa. Budaya yang telah lama melekat pada kepercayaan ini bisa saja punah kelak. Generasi muda yang kini lebih berfikir realistis dan tidak percaya kepada hal-hal yang mistis dan lebih senang pada gaya hidup modern. Akan lebih baik jika kita memahami segala budaya yang diwariskan nenek moyang kita, agar dapat menyaring kebudayaan asing yang semakin menjarah perilaku kita. Boleh kita mengadopsi budaya dari luar negeri, namun hendaknya yang sesuai dengan karakteristik budaya bangsa kita. Karena dengan dasar budaya Indonesia yang luhur dan bernilai tinggi kita bisa menjadi bangsa yang modern namun santun dan berbudaya. Dan tentunya masih berpegang teguh kepada kepercayaan yang kita anut.

Masih banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil dari warisan budaya nenek moyang kita. Sayangnya banyak yang telah mengabaikannya dan tidak lagi peduli. Meskipun begitu kita harus tetap bangga menjadi suatu bagian dari bangsa Indonesia dengan berjuta tradisi yang bernilai tinggi. Kita hendaknya selalu melestarikan budaya luhur yang diwariskan nenek moyang kita. Daripada kita meniru budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa, alangkah baiknya kalau kita berpegang pada warisan budaya Indonesia.




Artikel 1 Ilmu Budaya Dasar


KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI

Kebudayaan masyarakat Bali yang diwariskan dari jaman pra sejarah sampai sekarang sangat dipengaruhi oleh keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau kehidupan religi beragama masyarakat Bali, seperti keyakinan terhadap Tuhan Yang maha Esa, percaya dengan adanya satu Tuhan yaitu Ida sang Hyang Widi Wasa, tapi dengan manifestasi dan perwujudan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya (personifikasi) menjadi Dewa dan Dewi, seperti yang ada pada konsep Tri Murti pada ajaran Hindu, pada saat Tuhan menciptakan dunia ini dan segala isinya disebut Dewa Pencipta atau Dewa Brahma, pada saat memelihara dinamakan Dewa Wisnu dan pada saat melebur dinamakan Dewa Siwa. Sama seperti kita dalam kehidupan sehari-hari, pada saat kita tugas di sekolah sebagai seorang guru kita akan disebut atau dinamakan guru, pada saat pegang cangkul dan menggarap sawah jadi petani…nah pada saat menulis seperti sekarang ini di sebuah blog dinamakan Bloger. Kadang dengan persepsi keliru orang menyebutkan Agama Hindu menyembah banyak Tuhan.


Dengan adanya pengaruh kehidupan beragama masyarakat Bali sehingga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, kebudayaan ini dijadikan apresiasi seni agar kelihatan menarik, sehingga mengasilkan nilai seni, budaya dan tradisi yang berbeda-beda, secara beragam setiap desa adat yang ada di Bali memiliki persamaan dan perbedaan, ini disebabkan karena warisan budaya yang berbeda-beda dari leluhur mereka. Seperti hari Raya Nyepi yang jatuh padah sasih Kesanga (bulan Maret, bulan ke-9 kalender Bali) , budaya dan tradisi ini sudah dikenal di Bali, sampai aktifitas bandarapun ditutup, tetapi tidak semua masyarakat Bali melaksanakan Brata Nyepi di hari yang telah ditentukan pada kalender Bali, seperti halnya desa Tenganan sebuah desa Bali Age/ Bali asli, mereka merayakan hari Nyepi pada sasih Kasa (bulan Juni, bulan ke1 kalender Bali), walaupun demikian semua saling menghormati dan menghargai, karena percaya apa budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur itu yang terbaik.


Kebudayaan masyarakat Bali  sangat beragam sekali, seperti dalam system kekerabatan berpegang kepadaprinsip patrilineal (purusa) yang amat dipengaruhi  dan sistem pelapisan sosial yang disebut wangsa (kasta), dalam kehidupan religi, dalam satu garis keturunan mereka memiliki Dadia, pura sebagai tempat persembahyangan dalam satu garis keluarga. Pakaian daerah Bali juga sangat bervariasi memiliki ciri khas symbolik dan ornamen sesuai kegiatan upacara dan daerahnya. Seni tari, apresiasi seni di Bali dikelompokkan menjadi 3 bagian; tari Wali merupakan tari sakral yang dipentaskan di pura untuk keperluan upacara, tari Bebali tari pertunjukkan  yang dipentaskan di pura juga bisa ditonton oleh para pengunjung, tari balih-balihan seni tari  yang paling banyak kita temukan diperuntukkan untuk hiburan dan tontonan wisata. Seni musik Bali seperti gamelan, jegog dan genggong. Percaya adanya karma phala.
Budaya dan tradisi di Bali, memang sangat dipengaruhi oleh agama dan berkaitan dengan ritual, sampai sekarang masih kental dan kuat, seperti upacara ngaben yaitu prosesi upacara untuk orang meninggal di Bali, hari Raya Nyepi yaitu upacara perayaan menyambut tahun Bari Caka bagi umat Hindu. Dalam budaya kehidupan sehari-hari, Bali menjungnjung tinggi nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi dengan semua aspek , yang dikenal dengan Tri Hita Karana yang artinya Tiga Penyebab Kebahagiaan, yag dimaksud adalah menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama (manusia) dan lingkungan.  Apabila manusia mampu menjaga hubungan tersebut maka kesejahteraan akan terwujud. Nilai dan budaya tradisi Bali kental dengan nilai tata krama yaitu sikap santun yang disepakati, nilai gotong royong antara sesama, kerja bakti dengan tujuan upacara agama dan sopan santun dalam pergaulan beda jenis kelamin.




Rabu, 10 April 2013

Dinamika Pancasila


Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik para
founding fathers ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam perjalanan panjang
kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi
dalam aktualisasi nilai-nilainya. Deviasi pengamalan Pancasila tersebut bisa berupa
penambahan,pengurangan,  dan penyimpangan dari makna yang seharusnya. Walaupun
seiring dengan itusering pula terjadi upaya pelurusan kembali.

Pada saat berdirinya negara Republik Indonesia, kita sepakat mendasarkan diri pada ideologi
Pancasila dan UUD 1945 dalam mengatur dan menjalankan kehidupan negara.
Namun sejak  Nopember 1945 sampai sebelum Dekrit Presiden 5 Juli 1959 pemerintah
Indonesia mengubah haluan politiknya dengan mempraktikan sistem demokrasi
liberal. Dengan kebijakan ini berarti menggerakan pendelum bergeser ke kanan. Pemerintah
Indonesia menjadi pro Liberalisme. Deviasi ini dikoreksi dengan keluarnya Dekrit Presiden 5
Juli 1959. Dengan keluarnya Dekrit Presiden ini berartilah haluan politik negara dirubah.
Pendelum yang posisinya di samping kanan digeser dan digerakan ke kiri. Kebijakan ini
sangat menguntungkan dan dimanfaatkan oleh kekuatan politik di Indonesia yang berhaluan
kiri (baca: PKI) Hal ini tampak pada kebijaksanaan pemerintah yang anti terhadap Barat
(kapitalisme) dan pro ke Kiri dengan dibuatnya poros  Jakarta-Peking dan Jakarta-  Pyong
Yang. Puncaknya adalah peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September 1965.
Peristiwa ini menjadi pemicu tumbangnya pemerintahan Orde Lama (Ir.Soekarno) dan
berkuasanya pemerintahan Orde Baru  (Jenderal Suharto). Pemerintah Orde Baru berusaha mengoreksi segala penyimpangan yang dilakukan oleh regim sebelumnya dalam pengamalan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah Orde Baru merubah haluan politik yang tadinya mengarah ke posisi Kiri dan anti Barat menariknya ke posisi Kanan. Namun regim Orde Baru pun akhirnya dianggap penyimpang dari garis politik Pancasila dan UUD 1945, Ia dianggap cenderung ke praktik Liberalisme-kapitalistik dalam menggelola negara. Pada tahun 1998 muncullah gerakan reformasi yang dahsyat dan berhasil mengakhiri 32 tahun kekuasaan Orde Baru. Setelah tumbangnya regim Orde Baru telah muncul 4 regim Pemerintahan Reformasi sampai saat ini. Pemerintahan-pemerintahan regim reformasi ini  semestinya mampu memberikan koreksi terhadap penyimpangan dalam mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam praktik bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh Orde Baru.

BEBERAPA DEFINISI PANCASILA :

Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. (Muhammad Yamin)


Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia. (Ir. Soekarno)

Pancasila adalah Dasar Falsafah Negara Indonesia. Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan Ideologi negara yang diharapkan menjadi pendangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia. (Notonegoro)

Pada 1 juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUKI), Pancasila yang memiliki arti lima asas dasar digunakakn oleh Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara Indonesia yang diusulkannya. (Berdasarkan Terminologi)


PANCASILA PADA MASA KINI



Dalam sejarah Pancasila adalah sebuah hasil yang tercipta dari kesepakatan bersama yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, di dalam pencasila itu terkandung semangat kekeluargaan sebagai inti ajaran Pancasila. Pancasila ini secara resmi dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, walaupun istilah “Pancasila” tidak di sebutkan secara eksplisit dalam Pembukaan tersebut, namun rumusannya sila demi sila secara jelas dicantumkan di dalamnya. Pembukaan UUD 1945 disebut sebagai tempat terdapatnya rumusan Pancasila.



Setiap orang yang sepenuhya mengamalkan pancasila bisa dikatakan sebagai masyarakat yang sempurna dan taat akan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan toleransi antar ke sesama masyarakat itu. Tapi kenapa masyarakat indonesia sulit mengamalkan hal itu semua. Apakah mereka merasa masa bodoh dengan negara ini, ataukah peranan pemerintah yang tidak sepenuhnya memberikan contoh yang baik kepada warga negara indonesia. Maka dari itu setiap masyarakat harus bisa dituntut secara hati nurani untuk memahami apa itu pancasila, bagaimana memahaminya dan bagaimana cara menerapkannya.
Keadaan baik buruknya moral bangsa indonesia bisa kita lihat dengan perilaku rakyat atau bangsa indonesia itu sendiri. Apakah setiap hal yang dilakukan berlandasan dengan pancasila ataukah tidak. demi keadaan untuk terciptannya kehidupan yang sesuai dengan watak warga negara indonesia, masyarakat harus memahami prinsip dasar pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia dan harus menambah wawasan yang seluas mungkin tentang pemahaman pancasila. Ketidak berhasilan atau kesulitan masyarakat dalam memahami pancasia bisa dipengaruhi beberapa faktor. Faktor – faktornya sebagai berikut :


1. Faktor kurangnya pendidikan akan pancasila
2. Faktor ketidak pedulian pemerintah
3. Faktor pemberian contoh yang tidak baik dari pemerintah


Cara mengubah setiap insan menjadi seseorang yang berpemikiran dengan landasan pancasila adalah dengan pemimpin harus memberikan contoh dan tauladan yang baik bagi rakyatnya. Karena pemimpin yang baik sepenuhnya akan memberikan efek-efek yang positif pula pada masyarakatnya dan memotivasi masyarakat untuk berfikir dengan berlandasan pancasila. Hal yang berperan penting dengan itu semua adalah pemerintah.jika pemerintah telah melaksanakan hal itu dan memberikan contoh-contoh yang baik pula bisa dipastikan sebagian masyarakat bisa mengerti apa itu pancasila.


Jika nilai pancasila tidak lagi dijalankan setiap masyarakat dan sulit diterapkan lagi. Bisa dikatakan negara indonesia ini adalah negara yang akan hancur perlahan lahan. Karena ketidak pahaman masyarakat dan tidak diterapkannya lagi pancasila sudah membuat bangsa kita kehilangan landasan kenegaraanya. Saranya Setiap individu harus dituntut untuk memehami tentang pancasila, demi tercapainya penerapan pancasila pada masa kini.


DAFTAR PUSTAKA