Banjir Masih Hantui Jakarta
Banjir salah satunya berasal dari luapan sungai. Dan Sungai
Ciliwung ini selalu menjadi penyebab banjir. Bagaimana tidak? Saat tidak hujan
saja, tinggi air hampir sama dengan dataran. Jika di Bogor, Jawa Barat, hujan
deras air sungai dengan mudah luber dan masuk ke rumah warga.
Dari sejumlah daerah, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, menjadi langganan banjir. Tak heran warga setempat seperti sudah kebal terhadap air bah.
Saat ini ada 13 kali utama di Jakarta yang butuh perlebaran dan pengerukan. Antara lain Kali Ciliwung, Grogol, Angke dan Sunter. Kali-kali ini lebarnya rata-rata hanya limat meter. Padahal agar air bisa dialirkan ke laut lebar sungai semestinya adalah 10 hingga 20 meter.
Penyebab banjir lain adalah banjir rob, air pasang di sebelah utara Jakarta. Dan masalah lain tak bisa dipungkiri sebagian Kota Jakarta adalah datarannya memang di bawah permukaan laut.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berupaya mengatasi banjir. Antara lain membangun gorong-gorong di jalan protokol, waduk dan situ di Jakarta Utara dan penyelesaian Banjir Kanal Timur atau BKT. Menurut Dinas Pekerjaan Umum Kota Jakarta saat ini relatif bebas banjir tapi rawan genangan air.
Bolehlah Pemprov DKI Jakarta sudah berusaha, tapi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi menyatakan upaya pemerintah belum optimal mengatasi problematika banjir Jakarta.
Selama kali-kali di Jakarta belum dikeruk dan dilebarkan, selama warga masih membuang sampah ke tempat-tempat yang menyumbat saluran air, Kota Jakarta sepertinya masih akan langganan banjir. Apakah tindakan Pemprov DKI Jakarta selanjutnya?(AIS)
Dari sejumlah daerah, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, menjadi langganan banjir. Tak heran warga setempat seperti sudah kebal terhadap air bah.
Saat ini ada 13 kali utama di Jakarta yang butuh perlebaran dan pengerukan. Antara lain Kali Ciliwung, Grogol, Angke dan Sunter. Kali-kali ini lebarnya rata-rata hanya limat meter. Padahal agar air bisa dialirkan ke laut lebar sungai semestinya adalah 10 hingga 20 meter.
Penyebab banjir lain adalah banjir rob, air pasang di sebelah utara Jakarta. Dan masalah lain tak bisa dipungkiri sebagian Kota Jakarta adalah datarannya memang di bawah permukaan laut.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berupaya mengatasi banjir. Antara lain membangun gorong-gorong di jalan protokol, waduk dan situ di Jakarta Utara dan penyelesaian Banjir Kanal Timur atau BKT. Menurut Dinas Pekerjaan Umum Kota Jakarta saat ini relatif bebas banjir tapi rawan genangan air.
Bolehlah Pemprov DKI Jakarta sudah berusaha, tapi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi menyatakan upaya pemerintah belum optimal mengatasi problematika banjir Jakarta.
Selama kali-kali di Jakarta belum dikeruk dan dilebarkan, selama warga masih membuang sampah ke tempat-tempat yang menyumbat saluran air, Kota Jakarta sepertinya masih akan langganan banjir. Apakah tindakan Pemprov DKI Jakarta selanjutnya?(AIS)
Opini : Penyebab utama banjir yang sebenarnya adalah kurangnya
kesadaran warga Jakarta dan sekitarnya untuk membuang sampah pada tempatnya,
kedua adalah banyaknya gedung-gedung yang dibangun sehingga lahan untuk
peresapan air semakin sedikit. Apabila kedua penyebab terbesar ini tidak
dihindari, maka ke depannya Jakarta akan mengalami bencana banjir yang semakin
parah dari sebelumnya. Sebaiknya kita tidak boleh menyalahkan satu sama lain,
tetapi kita harus bersama-sama memiliki kesadaran agar bencana ini berkurang
dan mudah-mudahan tidak terjadi lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar