- Robot bersifat prediktif. Artinya, sebuah robot sangat mudah diprediksikan langkahnya, karena robot bereaksi sesuai program yang telah dipasang. Jika program untuk marah karena mendapat celaan, maka robot pun akan marah saat dicela. Jika manusia bereaksi sesuai dengan stimulus yang diberikan, maka manusia tak ada bedanya dengan robot.
- Robot tidak punya inisiatif.
Memang robot diciptakan mengikuti perintah dan tidak membuat inisiatif sendiri.
Artinya, kalau tidak ada programnya dan tidak ada perintah menjalankannya, maka
robot pun harus tunggu dan diam. Sedangkan manusia memiliki akal dan fikiran sehingga mereka dapat melakukan apapun tanpa menunggu perintah.
- Robot hanya menggunakan dan
memiliki logika berdasarkan program yang diberikan. Tapi mereka takkan bisa
merasakan, menggunakan afeksi atau emosinya. Inilah salah satu keunggulan
manusia dibandingkan robot. Memang, saat ini ada berita perkembangan teknologi
artificial intelligence (kecerdasan tiruan) yang coba meniru emosi manusia,
tertawa, menangis, dll. Namun, hingga sekarang belum ada mesin yang bisa meniru
kerumitan emosi manusia.
- Robot tidak punya naluri
untuk merencanakan sekaligus memaknai masa depannya. Mereka tak bisa memaknai
tindakannya untuk menciptakan dunia yang lebih indah, kehidupan yang lebih
harmonis, dll. Sedangkan manusia mempunyai naluri sehingga mereka bisa merencanakan masa depannya dan mengarahkan kehidupannya agar kehidupannya semakin baik kedepannya.
- Robot tidak merefleksikan
perilakunya dan pengalamannya di masa lalu. Ketika programnya salah, maka robot
pun akan menciptakan kesalahan, tanpa ada rasa penyesalan atas kesalahan yang
pernah dilakukan. Sedangkan manusia dapat menyadari perilakunya sehingga saat manusia berbuat salah mereka akan menyesali perbuatan tersebut.
- Robot pun tidak melakukan
meta-kognosi atas apa yang terjadi, yakni kemampuan menarik diri, merefleksikan
serta memikirkan bagaimana ucapan, sikap, serta tindakannya akan berpengaruh pada
sesuatu. Jadi kalau kita terbiasa begitu saja mencetuskan kata tanpa coba
memikirkan akibatnya terhadap orang lain, bisa jadi kita sudah berhati robot.
- Robot tidak diprogram untuk
mempertimbangkan atau menolak perintah, apalagi memiliki etika atau moralitas.
Jadi, kalau kita pun terbiasa bertindak dan selalu mengiyakan tanpa memiliki
prinsip dan etika yang kita jadikan sebagai pegangan untuk menerima ataupun
menolak sesuatu, maka hidup kita pun sudah layaknya seperti sebuah robot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar